Di masa ini sangat sulit menemukan siswa-siswa sekolah
berpakaian pramuka. Yang saya maksud berpakaian pramuka adalah lengkap
dengan segala atributnya, terutama kacu/dasi pramuka yang berwarna merah
dan putih. Di masa saya masih sebagai siswa sekolah, dari tingkatan
SD,SMP, sampai dengan SMA, siswa di wajibkan ikut kegiatan pramuka. Saya
termasuk siswa yang menggemari kegiatan pramuka ini.
Kegiatan pramuka menurut saya termasuk suatu kegiatan yang sangat
berguna. Sangat banyak hal di ajarkan kepada anak-anak yang masih dalam
usia belajar dan sedang mencari jati dirinya. Di antaranya, soal
kedisiplinan, kerapian, cinta kepala alam, cinta kepada negara,
persahabatan, kreatifitas dan karakter diri lainnya.
Salah satu kegiatan yang sangat saya sukai adalah perkemahan/camping.
Di dalam perkemahan ini, kita diajar untuk menjadi mandiri, yatitu kita
menyiapkan makanan, minuman, mencuci baju dan tentunya mandi sendiri.
Banyak kejadian lucu didalam perkemahan-perkemahan yang saya ikuti.
Kejadian-kejadian itu menjadi kenangan yang manis yang masih kami
bicarakan sampai dengan hari ini.
Saya termasuk orang yang sangat mudah tidur, saya bisa tidur di mana saja
dan dalam keadaan yang bagaimanapun. Di dalam perkemahan, yang biasanya
di lakukan di tempat yang lumayan jauh dari perumahan penduduk atau di
alam bebas, selalu ada aturan bahwa harus ada anggota regu ( jumlahnya
10 orang) yang bergiliran jaga. Biasanya jadwalnya telah di tentukan,
di dalam setiap giliran ada 2 orang. Dan saya pernah di tugaskan di
jam-jam yang kalau dalam keadaan umum, saya sudah tidur dengan
nyenyaknya yaitu di jam 1 pagi. Biasanya yang belum bertugas jaga akan
mulai tidur dulu, kemudian ketika gilirannya tiba akan di bangunkan.
Nah ketika jam 1 malam giliran saya tiba, teman saya membangunkan saya.
Saya mendapat tugas jaga di depan tenda, sedangkan teman saya yang lain
mendapatkan tugas menjaga bagian belakang tenda yang dekat hutan. Malam
itu suasana sangat sunyi dan mencekam, ketika dibangunkan buat jaga,
saya dengan sigapnya bangun, keluar tenda dan meneruskan tidur di depan
tenda. Sedangkan teman saya yang menjaga di belakang menjalankan
tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Sekedar membunuh kesepian dan
melawan kantuk teman saya bercerita, tetapi lama kelamaan dia merasakan
keanehan, kenapa tidak ada jawaban dari saya. Dia juga tidak berani
meninggalkan tempat tugas jaganya(untuk memeriksa kedepan). Akhirnya dia
membuat keributan, berteriak-teriak bahwa saya telah hilang, maka
gegerlah teman-teman yang sedang tidur. Ketika di periksa ternyata saya
tidur dengan nyenyaknya di depan tenda. Ada juga saat mereka menyuruh
saya jaga, tetapi saya harus memukul panci dengan sendok, tujuannya agar
saya ada kegiatan dan tidak tertidur. Anehnya menurut teman-teman saya,
saya bisa tidur nyenyak tetapi tangan saya masih memukul panci itu
dengan sendok dengan teratur.
Pernah juga didalam keadaan hujan lebat, saya harus giliran jaga di
tengah malam, dan dengan suksesnya saya tertidur nyenyak dengan memakai
jas hujan dan dalam keadaan jongkok. Akhirnya sejak itu saya tidak
pernah di tugaskan lagi buat berjaga-jaga. Karena percuma, saya tetap
akan tertidur juga. Tugas saya sekarang adalah memasak buat anggota regu
yang lain.
Biasa didalam perkemahan agar semuanya simpel, kita selalu membawa bekal
bahan makanan yang mudah di olah, misalnya: mie instan, ikan kaleng,
ikan asin dan satu-satunya sayuran yang di bawa adalah tauge ( sampai
sekarang saya juga masih bingung kenapa selalu bawa tauge didalam setiap
kali kemping). Untuk memasak mie instan atau ikan asin itu adalah
perkara yang sangat gampang/mudah. Kalau mie instan cukup masak air dan
masukan mie nya, sedangkan ikan asin cukup di cuci ( itupun kalau ketemu
air, kebanyakan kasus tidak dicuci heheheheeh) kemudian langsung di
masukkan kedalam wajan yang telah terisi minyak yang sudah panas. Tetapi
untuk masak ikan sarden/ikan kaleng dan tauge tadi ada satu masalah.
Soalnya terkadang setiap anggota regu membawa ikan sarden dari merk yang
berbeda-beda. Dan kalau dimasak harus di sertai bumbu - bumbu tambahan
seperti bawang, cabe dan lain-lain. Yang biasanya tidak terbawa dalam
perkemahan. Akhirnya saya menemukan satu menu andalan, saya memasukan
semua ikan sarden/ikan kaleng tersebut kedalam panci yang berisi mie
instan tersebut, tidak lupa di campurkan tauge. Dan tidak tahu kenapa,
mungkin karena lapar atau tidak ada pilihan lain menu itu cukup sukses
dan terkenal sebagai menu andalan saya. Walaupun diawal-awal tugas baru
saya itu beberapa kali saya menanak nasi kalau tidak hangus, yah pasti
mentah. Tetapi semuanya di makan sampai habis. Dan jika ingin mengenang
masa-masa itu saya masih suka memasak mie instan di campur ikan
sarden/ikan kaleng, tidak lupa dengan di masukan tauge.
Sangat banyak hal-hal positif, pembentukan karakter,rasa persahabatan
yang saya terima dari kegiatan pramuka, yang tidak saya dapat di dalam
kelas. Dan dimasa ini saya dapat melihat, teman-teman saya yang ikut
dalam kegiatan pramuka tersebut memiliki persahabatan yang lebih akrab,
dibanding teman sekelas. Bahkan ketika baru-baru ini salah satu teman
pramuka dulu yang sedang ada kegiatan di luar kota, tiba-tiba jatuh
sakit sehingga harus di opname di rumah sakit. Yang mengurus semua
administrasi dan segala keperluan teman itu di rumah sakit termasuk
menemani adalah teman pramuka dulu.
Menurut saya kegiatan positif, seperti pramuka ini masih di butuhkan
oleh bangsa ini untuk membantu membentuk karakter murid-murid sekolah
dimasa ini. Karena jika melihat pergaulan atau budaya yang ada saat ini,
kita sebagai generasi yang lebih tua sangat khawatir. Budaya
materialistis, dan pergaulan yang melanggar norma-norma sosial dan norma
– norma agama bukan suatu hal yang aneh bagi generasi sekarang. Karena
itu sekedar saran saya kepada praktisi pendidikan saat ini untuk
memikirkan kembali dan mempertimbangkan serta menyeleksi lagi
kegiatan-kegiatan yang berguna di masa lalu. Untuk di terapkan lagi di
sekolah- sekolah yang ada dimasa ini. Lebih daripada hanya mencari nilai
bagus dan menaikkan citra sekolah.